Category Archives: ARTIKEL

WALI SONGO DAN WALI SONGONG

Seorang teman sangat aktif pada sebuah pengajian / Majlis ta’lim yang menurutnya mengajarkan ajaran Islam paling benar. Menurutnya pula Pengajian yang diikutinya  adalah benar-benar ajaran yang mengacu pada Alquran dan sunnah tanpa ada tambahan tambahan yang menurutnya Bid’ah . Dan Parahnya lagi menvonis saya dan sabahat lain adalah Kapir yang telah menyimpang dari Alquran dan Sunnah. Masya Alloh…

wahabi_cingkrang

Fenomena mengkafirkan ini sudah terkuak lama dan semakin meresahkan, mereka orang-orang yang mengaku dari Aktifis Salafi yang memiliki ciri khas berpakian ala Tentara Taliban dan memelihara jenggot beberapa lembar sering kali menghina para ulama dan  kyia yang dianggapnya sesat . Padahal mereka baru mengikuti pengajian beberapa kali saja . Mereka memprovokasi dan menebarkan kebencian dengan amaliah amalia yang dilakukan para Ulama dan kyai yang dianggapnya Bid’ah dan menyimpang dari ajaran Islam. Belum lama diJogjakarta ketika diadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tiba tiba ada seorang Aktivis Salafi berteriak ” Berhentiiii….ini Haram..kafir semua  ….sambil membacakan sebuah Dalil Ayat Quran. Tentu saja tindakan Provokasi tersebut membuat tersinggung dan marah para jamaah yang notabennya telah menghina para Ulama yang hadir pada peringatan Maulid Tersebuat.

Orang seperti ini disebut dengan “Wali Songong” mengaku dirinya paling pinter, paling benar , paling duluan yang dapat tiket Surga. Kalau dahulu kita mengenal Para Wali songo  yang menyebarkan Ajaran Islam dengan  cara yang persuasif sehingga banyak Umat yang mau masuk Islam bahkan Wali Sunan Kali jaga menyebarkan Islam dengan mediasi Wayang Golek dan Tembang  jawa “Ilir -ilir ” yang sarat dengan Makna spritual . Mampu melahirkan Ulama- Ulama yang menjadi Garda depan dalam perjuangan mensyiarkan Agama Islam . Dan sekarang sekelompok “Wali Songong” dengan Arogannya berdakwah Layaknya sang Utusan , dengan menebarkan kebencian, perpecahan dikalangan umat Islam.

Buat para Muhibbin tetap merapatkan barisan dan jangan terprovokasi oleh ajaran ajaran “Wali Songong” yang memecah belah  Persatuan Umat Islam.

Mubaligh yang Amanah

Salah seorang kawan bercerita kepada saya tentang seorang Mubaligh yang terlibat baku hantam dengan seorang  imam masjid di suatu kampung di sudut kota Jakarta. Cerita ini berawal ketika seorang Mubaligh yang diundang menjadi penceramah pada peringatan Maulid nabi Muhammad SAW . Ketika sedang berceramah ada salah seorang Jamaah yang tiba tiba nyeletuk, maka sang Mubalighpun tersinggung spontan memaki Jamaah tersebut dengan kata kata yang kurang Pantas di ucapkan seorang Mubaligh dan mengusir jamaah tersebut. Dan ternyata Jamaah yang dimaki maki serta diusir tersebut adalah Seorang Imam Masjid. Rupanya peristiwa tersebut berbuntut panjang hingga akhirnya terlibat baku hantam yang ditonton warga .

Cerita tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah terjadi di jawa barat , seorang Khotib Masjid yang di lempari Sandal oleh Jamaah ketika menyampaikan khutbah Jumat, hal tersebut berkaitan dengan isi khutbah yang menyinggung para ulama .

Siapapun bisa menjadi Mubaligh untuk menyampaikan Risalah Islam namun seorang Mubaligh belum tentu seorang ulama. Penyampain Materi yang yang terkadang disampaikan seorang Mubaligh menimbulkan ketersinggungan pihak lain. Hal ini dibutuhkan kerarifan seorang Mubaligh untuk menyampaikan materi yang santun yang tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Muballigh adalah seorang juru da’wah yang berusaha meneruskan dan melestarikan ajaran Islam dengan jalan meningkatkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat. Ajaran agama Islam tersebut merupakan tuntunan Allah swt yang membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi ummat manusia, jasmaniah dan rohaniah, di dunia dan di akhirat.
Da’wah Islamiah merupakan tugas mulia yang dipikul oleh ummat, khususnya para muballigh, ulama, khatib dan guru yang bertujuan untuk mengajak manusia kepada kebaikan, amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan menggunakan metode pendekatan hikmah, maui’dzah hasanah dan mujadalah billatii hiya ahsan .

Mubaligh yang di jadikan profesi dan memasang Tarif dalam setiap dakwahnya tentu akan mengurangi nilai dari dakwah islam itu sendiri. Mubaligh tersebut  memilki kemampuan berbicara dan sangat menarik perhatian serta pandai membaca situasi . Materi yang di sampaikan terkadang hanya terbatas tidak sempat dikembangkan saking larisnya. Dan tentunya karena Mubaligh dijadikan profesi ada Fee yang harus dibayarkan sebagai ganti transfortasi. Karena Mubaligh hanya dijadikan profesi maka hanya menunggu di panggil atau dundang dalam suatu acara tertentu. Saya jadi teringat ucapan guru saya ” Ilmu membutuhkan kepada Amal” Amal membutuhkan kepada Keihklasan” Dan Keihklasan membutuhkan kepada Nur ( Hati yang bersih ) ”  Bila seorang Mubaligh memiliki keihlasan dan kebersihan hati  tentu apa yang disampaikan akan membekas ( Atsar ) di hati para jamaah dan dapat memberikan keberkahan terhadap apa yang disampaikan. Keikhlasan dalam berdakwah juga akan membuahkan hasil walaupun orang itu sudah meninggal dunia. Mubaligh yang di jadikan pr0fesi akan tampil sesuai dengan permintaan baik berkaitan dengan politik maupun dukungan pengerahan massa, hal ini yang akan menodai dari nilai Dakwah islamiah itu sendiri. Kita harus mencontoh para Ulama Ulama Salafus Sholeh bagaimana mereka menyampaikan risalah dakwah dengan hati yang ikhlas , mereka para Ulama  mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian Muballigh menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya, Muballigh yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allah tujuan kami.

Memenuhi Undangan Nabi Muhammad saw ( Menyambut bulan Kelahiran nabi SAW)

Saya pernah bekerja di PT Dwi daya Tour & Travel sekitar 5 tahun , sebuah perusahaan Tour & Travel  terbesar yang telah memiliki banyak kantor cabang    milik seorang warga keturunan Etnis China yang  beragama Budha. Hal yang menarik yang saya jumpai ketika saya  bekerja di sana adalah Ketika memasuki Bulan Maulid maka bos pemilik perusahaan Pt Dwi daya travel tersebut akan memerintahkan seluruh kepala cabang untuk mengadakan Maulid secara sederhana di masing masing kantor cabang termasuk saya yang turut serta . Kedengarannya memang aneh seorang Etnis china yang non muslim pemilik perusahaan besar begitu menghormati dan mengagungkan hari kelahiran Nabi besar Muhammad saw. Ironis memang kalau ada sebagian dari saudara-saudara kita yang begitu menentang peringatan maulid nabi Muhammad saw dengan alasan bahwa hal tersebut Bid’ah dan tidak ada dalam ajaran Islam.  Apa kita tidak malu ? begitu sempitnya pemikiran yang membid’ahkan  peringatan maulid Nabi Muhammad saw, Yang non Muslim saja mau  memperingati maulid untuk penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad saw , kenapa kita sesama muslim  masih meributkan tentang boleh atau tidaknya memperingati maulid nabi Muhammad saw ?



Bulan maulid sangat di nanti-nantikan oleh  para Muhibbin . Ratusan bahkan ribuan kaum muslimin dan muslimat akan datang untuk menghadiri peringatan Maulid tersebut. karena yang mengundang kita untuk menghadiri Peringatan maulid tersebut bukan hanya panitia akan tetapi yang mengundang kita untuk hadir pada acara peringatan maulid adalah yang punya hajat kelahiran yaitu baginda kita nabi muhammad saw.  Apakah kita tidak merasa bangga di undang Rosuulloh saw untuk hadir pada peringatan Maulid saw  ? Gema sholawat dan pujian kepada nabi Muhammad saw menjadi Hujan  rahmat dari alloh swt atas kelahiran kekasih yang di cintai alloh .

Dalam kitab I’anatut tholibin jilid 3 hal. 414 karya  Syaikh Abu Bakar Syatho al-Bakri ad-Dimyathi dijelaskan “

Tidak ada sebuah rumah atau masjid atau tempat yang dibacakan padanya Mawlidin Nabi SAW melainkan dikerumuni para malaikat akan mereka yang ada di tempat tersebut dan Allah akan menebarkan rahmatNya kepada mereka. Para malaikat yang berkalungkan cahaya yaitu Jibril, Mikail, Israfil, Qarbail, ‘Aynail, ash-Shaafun, al-Haafun dan al-Karubiyyun – maka bahawasanya mereka berdoa bagi orang yang menjadi sebab untuk pembacaan Mawlidin Nabi SAW. Tidak ada seseorang muslim yang dibacakan dalam rumahnya akanMawlidin Nabi SAW melainkan Allah selamatkan penghuni rumah tersebut daripada kemarau, wabak, kebakaran, malapetaka, bala bencana, kesengsaraan, permusuhan, hasad dengki, kejahatan ‘ain (sihir pandangan) dan kecurian. Apabila dia mati, Allah akan mempermudahkan atasnya menjawab soalan Munkar dan Nakir dan adalah dia ditempatkan pada kedudukan as-shidq di sisi Allah Raja yang Maha Berkuasa.”

Semua yang berkaitan dan berhubungan dengan beliau saw menjadi mulia. Semua yang disandarkan  kepada beliau menjadi terhormat. Ini semata-mata karena kemuliaan dan kehormatan nabi Muhammad  SAW. Hari senin menjadi mulia karena pada hari itu dilahirkan Nabi Muhammad, Nabi yang paling mulia, bulan Rabiul Awwal menjadi bulan yang agung, ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para Muhibbin dan kaum muslimin, sebagaimana mereka menunggu Ramadhan, karena pada bulan Rabiul Awal ini dilahirkan Nabi Muhammad saw yang ditunggu-tunggu seluruh alam . Karena beliaulah Nabi pembawa dan penyebar Rahmat untuk sekalian alam.

Telah menjadi kebiasaan dan tradisi di kalangan Ulama salafus Saleh setelah abad ke 3 Hijriyah merayakan peringatan maulid Nabi Saw yang agung. Mereka menghidupkan malam maulid dengan berbagai macam ketaatan dan Taqarrub kepada Allah seperti memberi makan takir miskin, membaca Al Quran, membaca zikir-zikir, melantunkan puisi-puisi dan pujian-pujian .

Ada beberapa kitab kitab yang berisi pujian terhadap nabi Muhammad saw yang kerap kali di baca para ulama dalam peringatan maulid diantaranya adalah :

Maulid Burdah karangan Imam Muhammad Al-Bushiri,  Maulid Syaraful Anam.  Maulid Ad-Diba’i, karya Al-Imam Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i Asy-Syaibani Az-Zubaidi; Maulid Azabi, karya Syaikh Muhammad Al-Azabi; MaulidAl-Buthy, karya Syaikh Abdurrauf Al-Buthy; Maulid Simthud Durar, karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi;  Maulid Adh-Dhiya-ul Lami’, karya Habib Umar bin Hafidz . Maulid Barzanji karya khatib Masjid Nabawi (Madinah).

Menurut para ulama apabila dalam suatu Majlis dibacakan kitab kitab Maulid Nabi maka Nabi Muhammad saw akan hadir dalam Majlis tersebut , memperingati Maulid Nabi Muhammad saw dan berkumpul dengan para ulama ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah. Bahkan menjadi kewajiban para da’i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Muhammad SAW.  Mari kita hadiri dan syiarkan Peringatan Maulid nabi Muhammad saw agar kita mendapatkan Syafaat dari baginda nabi Muhammad saw dan Keberkahan para ulama salafus sholeh.( jadwal maulid : https://sachrony.wordpress.com/undangan/ )